Mengenai Saya

Foto saya
Saya orang yang teguh dengan pendirian, tidak mudah putus asa, dan cinta keindahan.

Sabtu, 08 Oktober 2011

APRESIASI DRAMA INDONESIA “ MACBETH ” Karya : William Shakespeare


Macbeth, sebuah judul  pertunjukan teater yang diperankan oleh anggota Road Teater dengan sutradara Amin Kamil pada jumat malam di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Karya William Shakespeare yang satu ini merupakan sandiwara tragedi klasik dan telah diterjemahkan oleh Rendra. Pertunjukan teater ini banyak diminati oleh masyarakat terbukti dari ramainya orang- orang yang mengantri untuk membeli tiket. Pengalaman yang berharga dan sangat mengasyikan dapat menonton langsung pertunjukan teater di Gedung Kesenian Jakarta. Perasaan senang dan bangga melihat orang- orang yang berkecimpung dalam melestarikan kebudayaan dan mencintai seni. Sebuah ruang pertunjukan yang kaya akan seni, membuat pandangan mata seolah tak ingin berkedip memandangnya. Panggung dengan tirai berwarna merah dan hitam tampak elegan.
            Drama Macbeth menceritakan tentang seorang yang ingin menjadi raja dengan jalan yang licik. Macbeth dan banquo bertemu dengan ketiga peri dan meramalkan keduanya. Macbeth dan isterinya mempunyai rencana jahat. Mereka hendak membunuh raja ketika raja menginap di puri mereka. Ketika larut malam, Macbeth dan isterinya beraksi membunuh raja. Raja terbunuh dan semua orang menjadi kaget. Setelah raja meninggal, Macbeth diangkat menjadi raja. Baquo mencurigai Macbeth. Banquo tewas ditangan orang- orang suruhan Macbeth.Macduff mencurigai bahwa Macbeth adalah dalang dibalik semua yang telah terjadi. Pertempuran terjadi antara pasukan Macduff beserta Malcom melawan pasukan Macbeth. Pertempuran dimenangkan oleh Macduff dan pasukannya. Macbeth kalah dibunuh oleh orang yang tidak dilahirkan dari seorang wanita.  
Pertunjukan teater “Macbeth” melibatkan lebih dari sepuluh orang pemain. Tokoh- tokohnya terdiri atas Macbeth, Lady Macbeth, Banquo, Duncan, Peri, Macduff, Lady Macduff, Malcom, Seyton, Pembunuh 1, Pembunuh 2, Lenox, Ross, Angus, Donalbain, Kapten, Juru Kunci, Tabib, Perwira, Panglima dan Prajurit- prajurit. Setiap tokoh memiliki karakter  yang berbeda. Seperti tokoh Macbeth sebagai tokoh utama yang mulanya bermain sebagai peran protagonis kemudian karena sebab- sebab tertentu berubah menjadi antagonis. Berbeda dengan istrinya yaitu Lady Macbeth yang serakah, kejam  dan pandai memutar balikan fakta atau berpura- pura. Ketiga tokoh peri yang menggoda Macbeth dan Banquo, untuk melihat ke masa depan melalui nujuman yang membuat Macbeth terjebak di dalamnya. Tokoh Banquo, sahabat Macbeth yang berbakti pada raja. Raja yang baik dan bijaksana yaitu Duncan. Duncan sangat menghargai jasa- jasa yang dilakukan oleh Macbeth sehingga ia memberikan gelar Hertog Codor dan memberikan hadiah berupa perhiasan untuk Lady Macbeth. Duncan memiliki seorang putra bernama Malcom. Malcom berada pada jalan yang benar beserta pasukannya yaitu Macduff dan kawan- kawan.  Sedangkan pembunuh satu juga pembunuh dua serta Seyton adalah orang- orang yang mengabdi kepada Macbeth.
            Ambisi untuk menjadi seorang raja merupakan tema dari pertunjukan teater tersebut. Latar tempat yang digunakan yaitu Inggris, Skotlandia, Norwegia, Puri dan hutan. Latar waktu seperti pagi dan malam. Latar sosialnya yaitu kehidupan kerajaan. Alur dalam cerita ini menggunakan alur maju. Penggunaan gaya bahasa  seperti terdapat pada syair yang dinyanyikan oleh ketiga peri dan pada dialog antar tokoh. Diantaranya  seperti : Alam menghindar,burung pun lari, mereka bagaikan ingin mandi darah, mataku besi, waktu telah membina perasaanku menjadi beku, kehidupan merangkak- rangkak dengan lamban dan lain- lain. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia.  Kemudian amanat yang tersampaikan kepada penonton khususnya bagi saya yaitu janganlah mengikuti nafsu yang dapat membawa kita kepada kehancuran. Segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang tidak terpuji tentunya hasilnya pun tidak akan baik.  
            Konflik yang terjadi pada cerita ini dimulai ketika Macbeth dan Banquo bertemu dengan ketiga peri yang meramalkan masa depan mereka masing- masing. Selanjutnya konflik pembunuhan Duncan yang dilakukan oleh Macbeth atas perintah istrinya yaitu Lady Macbeth yang menginginkan tahta kerajaan jatuh ke tangan mereka berdua. Setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, impiannya untuk menjadi seorang raja telah terkabulkan. Namun Macbeth mengalami gangguan psikologi sehingga menjadi konflik  berikutnya yaitu perasaan bersalah yang selalu menghantui Macbeth membuatnya tidak tenang. Semakin banyak pembunuhan yang dilakukan oleh Macbeth, dia semakin gelisah. Ketakutan Macbeth atas perbuatan yang dia lakukan mengundang kecurigaan dari rakyatnya.   Konflik semakin memuncak saat Malcom dan kawan-kawan mengetahui rahasia pembunuhan raja dan akhirnya perang pun terjadi. Peperangan berakhir dengan kemenangan Malcom, Macduff dan pasukannya. Akhirnya Macbeth dan Lady Macbeth serta pengikutnya tewas dalam peperangan.
            Jalan cerita yang menarik tidak cukup untuk membuat pertunjukan teater menjadi lebih berkesan. Semua itu harus didukung dengan adanya unsur pementasan yang baik  pula. Seperti : unit visual, unit gerak dan unit audio yang baik. Berbicara mengenai unsur drama sebagai teks pertunjukan. Bagi saya, property yang digunakan pada pertunjukan teater “ Macbeth” kurang mendukung jalan cerita karena sangat simpel dan sederhana. Hanya ada dua buah tangga dan sebuah tabung yang menandakan bahwa itu adalah sebuah hunian. Tempat yang digunakan salah satunya sebuah puri. Gambaran yang diperlihatkan kepada penonton bahwa dengan dua buah tangga adalah sebuah puri sepertinya masih sangat kurang. Beruntungnya ada musik yang mengimbangi, seperti adegan ketika Raja dan Banquo mengunjungi puri Macbeth terdengar suara burung- burung berkicau. Yang menggambarkan bahwa pemandangan yang ada disekitar puri tentunya sangat indah. Selain property, yang pertama kali dilihat tentunya tata busana atau kostum. Sama halnya dengan property, tata busana atau kostum yang dikenakan oleh para pemain “Macbeth” kurang memikat. Jika dilihat dari segi kreatifitas yang dilakukan oleh Road Teater, saya acungkan jempol. Karena mereka dapat memanfaatkan bahan- bahan daur ulang untuk dijadikan kostum para pemain. Tetapi, untuk memberikan kekuatan karakter pada para tokoh, saya rasa itu kurang.
Berikutnya mengenai tubuh aktor tampaknya untuk tokoh Macbeth tubuhnya kurang sesuai sehingga kurang cocok dilihatnya. Sisanya saya tidak terlalu memperdulikannya. Bagi saya, tokoh utama adalah yang paling utama dan pertama ingin secepatnya dilihat. Saya suka dengan acting tokoh Macbeth. Gambaran tentang tokoh Macbeth yang berubah menjadi manusia yang kejam selalu ingin membunuh siapa saja yang mencurigainya. Tetapi dibalik semua itu terselip unsur humornya. Diluar prediksi dan memang itu kesalahan yang dilakukan oleh tokoh Macbeth. Saat dia salah memilih jalan keluar dari panggung dan dia berkata “aku mau lewat sini saja.” kepada Lady Macbeth. Sontak perkataan tersebut membuat para penonton tertawa. Walaupun bagi saya hal itu dapat mengurangi kesan peran antagonisnya.  Acting Lady Macbeth juga tak kalah bagusnya. Menurut saya, dia benar- benar dapat memerankan tokoh tersebut dengan baik. Bermain dengan intonasi suara yang tepat dan gerak- gerik tubuh yang membuat saya terpukau. Kedua tokoh pembunuh yang seharusnya memberikan kesan yang menyeramkan. Tetapi justru menghibur dengan gayanya yang khas dan suara serigala yang mereka tirukan.  
Suasana menegangkan sangat terasa diawal pertunjukan. Karena lampu dipadamkan dan saat tirai dibuka cahaya langsung tertuju kepada pengibar bendera. Ketika adanya dialog cahaya lampu langsung tertuju kepada tokoh yang berbicara. Saat berganti babak lampu dipadamkan dan tertuju kepada pengibar bendera lagi begitu seterusnya. Penataan lampu yang cukup baik, bagi saya. Para pemain menggunakan topeng tentunya dipilih sesuai dengan karakter mereka masing- masing. Namun sayangnya topeng Macbeth tidak sesuai dengan karakternya. Sesuatu hal yang menjadi pembeda dengan pertunjukan teater yang sebelumnya saya lihat. Bagai sayur tanpa garam akan terasa hambar, bagai langit tak berbintang kurang indah dipandang  dan begitu pula dengan musik dalam pertunjukan. Musik sangat memengaruhi suatu pertunjukan. Karena musik memberikan penguatan terhadap adegan- adegan dan suasana yang ingin diperlihatkan kepada penonton. Seperti ketika adegan berjalan bersama pasukan lalu diiringi dengan musik kerajaan . Ketika suasana hati Macbeth sedang cemas dan gelisah, lalu diiringi musik yang sesuai. Saat peri menyanyikan lagu, juga adegan ketika berperang diiringi pula dengan bunyi suara pedang dan seterusnya. Benturan dengan benda property dapat memberikan kesan tersendiri. Ketika para pemain naik  sebuah tangga lalu suara musik hentakan kaki terdengar dapat menberikan kesan yang menegangkan bagi saya. Kemudian Dialog yang dilakukan oleh para pemain juga baik. Namun terkadang ada beberapa bagian dialog yang kurang jelas terdengar. Keseluruhan penampilan para pemain dapat menghibur.


Latar Belakang model “Role Speaking”


Komunikasi yang baik dapat tercipta dengan penggunaan bahasa yang benar dan tepat. Terutama seorang komunikator yang berperan sebagai penyampai pesan, tentunya harus memiliki kemampuan dalam berbicara. Kemampuan berbicara tersebut tidak terlalu mudah untuk dikuasai. Oleh karena itu, perlu latihan-latihan khusus untuk melatih keterampilan dalam berbicara agar dapat berkomunkasi dengan baik. Para  guru bahasa Indonesia mengajarkan empat keterampilan berbahasa di sekolah. Berbicara merupakan salah satu dari keterampilan tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada keterampilan dalam menggunakan bahasa, tidak hanya sekadar teori-teori. Untuk melatih siswa agar mahir dalam berbicara diperlukan kemampuan dalam hal tersebut. Guru harus benar-benar memerhatikan perkambangan kemampuan berbicara setiap siswa. Maka berkenaan dengan hal tersebut seorang guru harus kreatif dalam mengkombinasikan model pembelajaran yang ada. Model yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah model pembelajaran. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, siswa dituntut untuk menguasai 4 keterampilan, baik itu keterampilan berbahasa maupun bersastra. Guru harus bisa memilih pendekatan yang sesuai pada setiap proses pembelajaran. Hal itu diharapkan agar hasil pembelajaran siswa bisa maksimal. Menurut Suyatno (2004:26), integratif berarti menyatukan beberapa aspek dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi kemudian diintegrasikan. Misalnya, pembelajaran berbicara diintegrasikan dengan pembelajaran menyimak dan menulis, sedangkan antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.  Kami memilih pendekatan integratif karena menurut kami dengan pendekatan ini bukan hanya satu keterampilan saja yang didapatkan oleh siswa. Tetapi, ada keterampilan lainnya yang didapatkan oleh siswa.  
Aktivitas berbicara kelompok ilmiah salah satunya dengan  melaksanakan wawancara ilmiah. Adapun aktivitas berbicara kelompok nonilmiah dapat dilaksanakan dengan cara dialog santai dan wawancara santai. Aktifvitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan tiga macam teknik. Kami memilih salah satu dari ketiga teknik yaitu teknik semiterpimpin. Hal berikutnya yaitu model pembelajaran yang tepat digunakan dalam pengajaran keterampilan berbicara. Terkait dengan pedekatan yang kami pilih. Bagaimana caranya agar ketiga keterampilan berbahasa tersebut dapat diajarkan dalam proses pembelajaran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami memilih model pembelajaran “ kooperatif ”. Menurut Slavin model pembelajaran kooperatif  adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Alasan kami memilih model pembelajaran kooperatif yaitu karena dalam pembelajaran kooperatarif siswa dilatih untuk bekerjasama, siswa dapat belajar aktif, adanya sosialisasi antar siswa  yang satu dengan yang lainnya, melatih tanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing, melatih siswa untuk berfikir kreatif (kognitif), dan adanya respon siswa yang baik dengan mengarjakan tugas tersebut. Selain itu di dalam model pembelajaran kooperatif sudah terdapat beberapa metode. Seperti halnya dalam model artikulasi adanya metode ceramah, resitasi, dan tugas. Kemudian dalam model role playing adanya metode demonstrasi yaitu saat siswa diminta oleh guru untuk bermain peran, serta adanya metode resitasi.

Gabungan dari kedua model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran role playing dengan model pembelajaran artikulasi kami beri nama model pembelajaran role’s speaking. Role’s Speaking adalah model pembelajaran yang dirancang untuk melatih kemampuan berbicara siswa. Model pembelajaran role’s speaking akan dapat berjalan dengan baik, apabila adanya kerjasama yang baik pula antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya.
Model Role Playing
Langkah-langkah :
  1. guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
  2. menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM;
  3. guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang;
  4. memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
  5. memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan;
  6. masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan;
  7. setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok;
  8. masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
  9. guru memberikan kesimpulan secara umum;
  10. evaluasi.
  11. Penutup

Model Artikulasi
Langkah-langkah :
  1. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
  2. guru menyajikan materi sebagaimana biasa ;
  3. untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang;
  4. menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya;
  5. menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya;
  6. guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa;
  7. kesimpulan/penutup.
Model Role’s Speaking
Langkah-langkah :
1.      guru menjelaskan tujuan pembelajaran;
2.      guru menyampaikan materi seperti biasa dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;
3.      guru membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang;
4.      siswa menjelaskan kembali materi yang sudah dijelaskan dan mengambil bendera untuk mendapakan topik wawancara.
5.      siswa berdiskusi sesuai dengan topik yang telah ditentukan;
6.      masing-masing kelompok  mempraktekkan wawancara hasil diskusi;
7.      masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati proses wawancara yang sedang ditampilkan;
8.      setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mengenai penampilan masing-masing kelompok;
9.      guru memberikan kesimpulan secara umum.
10.  Penutup


Sumber :
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional, model-model pembelajaran efektif
Subana, Sunarti. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.