Macbeth, sebuah judul pertunjukan teater yang diperankan oleh anggota Road Teater dengan sutradara Amin Kamil pada jumat malam di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Karya William Shakespeare yang satu ini merupakan sandiwara tragedi klasik dan telah diterjemahkan oleh Rendra. Pertunjukan teater ini banyak diminati oleh masyarakat terbukti dari ramainya orang- orang yang mengantri untuk membeli tiket. Pengalaman yang berharga dan sangat mengasyikan dapat menonton langsung pertunjukan teater di Gedung Kesenian Jakarta. Perasaan senang dan bangga melihat orang- orang yang berkecimpung dalam melestarikan kebudayaan dan mencintai seni. Sebuah ruang pertunjukan yang kaya akan seni, membuat pandangan mata seolah tak ingin berkedip memandangnya. Panggung dengan tirai berwarna merah dan hitam tampak elegan.
Drama Macbeth menceritakan tentang seorang yang ingin menjadi raja dengan jalan yang licik. Macbeth dan banquo bertemu dengan ketiga peri dan meramalkan keduanya. Macbeth dan isterinya mempunyai rencana jahat. Mereka hendak membunuh raja ketika raja menginap di puri mereka. Ketika larut malam, Macbeth dan isterinya beraksi membunuh raja. Raja terbunuh dan semua orang menjadi kaget. Setelah raja meninggal, Macbeth diangkat menjadi raja. Baquo mencurigai Macbeth. Banquo tewas ditangan orang- orang suruhan Macbeth.Macduff mencurigai bahwa Macbeth adalah dalang dibalik semua yang telah terjadi. Pertempuran terjadi antara pasukan Macduff beserta Malcom melawan pasukan Macbeth. Pertempuran dimenangkan oleh Macduff dan pasukannya. Macbeth kalah dibunuh oleh orang yang tidak dilahirkan dari seorang wanita.
Pertunjukan teater “Macbeth” melibatkan lebih dari sepuluh orang pemain. Tokoh- tokohnya terdiri atas Macbeth, Lady Macbeth, Banquo, Duncan, Peri, Macduff, Lady Macduff, Malcom, Seyton, Pembunuh 1, Pembunuh 2, Lenox, Ross, Angus, Donalbain, Kapten, Juru Kunci, Tabib, Perwira, Panglima dan Prajurit- prajurit. Setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda. Seperti tokoh Macbeth sebagai tokoh utama yang mulanya bermain sebagai peran protagonis kemudian karena sebab- sebab tertentu berubah menjadi antagonis. Berbeda dengan istrinya yaitu Lady Macbeth yang serakah, kejam dan pandai memutar balikan fakta atau berpura- pura. Ketiga tokoh peri yang menggoda Macbeth dan Banquo, untuk melihat ke masa depan melalui nujuman yang membuat Macbeth terjebak di dalamnya. Tokoh Banquo, sahabat Macbeth yang berbakti pada raja. Raja yang baik dan bijaksana yaitu Duncan. Duncan sangat menghargai jasa- jasa yang dilakukan oleh Macbeth sehingga ia memberikan gelar Hertog Codor dan memberikan hadiah berupa perhiasan untuk Lady Macbeth. Duncan memiliki seorang putra bernama Malcom. Malcom berada pada jalan yang benar beserta pasukannya yaitu Macduff dan kawan- kawan. Sedangkan pembunuh satu juga pembunuh dua serta Seyton adalah orang- orang yang mengabdi kepada Macbeth.
Ambisi untuk menjadi seorang raja merupakan tema dari pertunjukan teater tersebut. Latar tempat yang digunakan yaitu Inggris, Skotlandia, Norwegia, Puri dan hutan. Latar waktu seperti pagi dan malam. Latar sosialnya yaitu kehidupan kerajaan. Alur dalam cerita ini menggunakan alur maju. Penggunaan gaya bahasa seperti terdapat pada syair yang dinyanyikan oleh ketiga peri dan pada dialog antar tokoh. Diantaranya seperti : Alam menghindar,burung pun lari, mereka bagaikan ingin mandi darah, mataku besi, waktu telah membina perasaanku menjadi beku, kehidupan merangkak- rangkak dengan lamban dan lain- lain. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia. Kemudian amanat yang tersampaikan kepada penonton khususnya bagi saya yaitu janganlah mengikuti nafsu yang dapat membawa kita kepada kehancuran. Segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang tidak terpuji tentunya hasilnya pun tidak akan baik.
Konflik yang terjadi pada cerita ini dimulai ketika Macbeth dan Banquo bertemu dengan ketiga peri yang meramalkan masa depan mereka masing- masing. Selanjutnya konflik pembunuhan Duncan yang dilakukan oleh Macbeth atas perintah istrinya yaitu Lady Macbeth yang menginginkan tahta kerajaan jatuh ke tangan mereka berdua. Setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, impiannya untuk menjadi seorang raja telah terkabulkan. Namun Macbeth mengalami gangguan psikologi sehingga menjadi konflik berikutnya yaitu perasaan bersalah yang selalu menghantui Macbeth membuatnya tidak tenang. Semakin banyak pembunuhan yang dilakukan oleh Macbeth, dia semakin gelisah. Ketakutan Macbeth atas perbuatan yang dia lakukan mengundang kecurigaan dari rakyatnya. Konflik semakin memuncak saat Malcom dan kawan-kawan mengetahui rahasia pembunuhan raja dan akhirnya perang pun terjadi. Peperangan berakhir dengan kemenangan Malcom, Macduff dan pasukannya. Akhirnya Macbeth dan Lady Macbeth serta pengikutnya tewas dalam peperangan.
Jalan cerita yang menarik tidak cukup untuk membuat pertunjukan teater menjadi lebih berkesan. Semua itu harus didukung dengan adanya unsur pementasan yang baik pula. Seperti : unit visual, unit gerak dan unit audio yang baik. Berbicara mengenai unsur drama sebagai teks pertunjukan. Bagi saya, property yang digunakan pada pertunjukan teater “ Macbeth” kurang mendukung jalan cerita karena sangat simpel dan sederhana. Hanya ada dua buah tangga dan sebuah tabung yang menandakan bahwa itu adalah sebuah hunian. Tempat yang digunakan salah satunya sebuah puri. Gambaran yang diperlihatkan kepada penonton bahwa dengan dua buah tangga adalah sebuah puri sepertinya masih sangat kurang. Beruntungnya ada musik yang mengimbangi, seperti adegan ketika Raja dan Banquo mengunjungi puri Macbeth terdengar suara burung- burung berkicau. Yang menggambarkan bahwa pemandangan yang ada disekitar puri tentunya sangat indah. Selain property, yang pertama kali dilihat tentunya tata busana atau kostum. Sama halnya dengan property, tata busana atau kostum yang dikenakan oleh para pemain “Macbeth” kurang memikat. Jika dilihat dari segi kreatifitas yang dilakukan oleh Road Teater, saya acungkan jempol. Karena mereka dapat memanfaatkan bahan- bahan daur ulang untuk dijadikan kostum para pemain. Tetapi, untuk memberikan kekuatan karakter pada para tokoh, saya rasa itu kurang.
Berikutnya mengenai tubuh aktor tampaknya untuk tokoh Macbeth tubuhnya kurang sesuai sehingga kurang cocok dilihatnya. Sisanya saya tidak terlalu memperdulikannya. Bagi saya, tokoh utama adalah yang paling utama dan pertama ingin secepatnya dilihat. Saya suka dengan acting tokoh Macbeth. Gambaran tentang tokoh Macbeth yang berubah menjadi manusia yang kejam selalu ingin membunuh siapa saja yang mencurigainya. Tetapi dibalik semua itu terselip unsur humornya. Diluar prediksi dan memang itu kesalahan yang dilakukan oleh tokoh Macbeth. Saat dia salah memilih jalan keluar dari panggung dan dia berkata “aku mau lewat sini saja.” kepada Lady Macbeth. Sontak perkataan tersebut membuat para penonton tertawa. Walaupun bagi saya hal itu dapat mengurangi kesan peran antagonisnya. Acting Lady Macbeth juga tak kalah bagusnya. Menurut saya, dia benar- benar dapat memerankan tokoh tersebut dengan baik. Bermain dengan intonasi suara yang tepat dan gerak- gerik tubuh yang membuat saya terpukau. Kedua tokoh pembunuh yang seharusnya memberikan kesan yang menyeramkan. Tetapi justru menghibur dengan gayanya yang khas dan suara serigala yang mereka tirukan.
Suasana menegangkan sangat terasa diawal pertunjukan. Karena lampu dipadamkan dan saat tirai dibuka cahaya langsung tertuju kepada pengibar bendera. Ketika adanya dialog cahaya lampu langsung tertuju kepada tokoh yang berbicara. Saat berganti babak lampu dipadamkan dan tertuju kepada pengibar bendera lagi begitu seterusnya. Penataan lampu yang cukup baik, bagi saya. Para pemain menggunakan topeng tentunya dipilih sesuai dengan karakter mereka masing- masing. Namun sayangnya topeng Macbeth tidak sesuai dengan karakternya. Sesuatu hal yang menjadi pembeda dengan pertunjukan teater yang sebelumnya saya lihat. Bagai sayur tanpa garam akan terasa hambar, bagai langit tak berbintang kurang indah dipandang dan begitu pula dengan musik dalam pertunjukan. Musik sangat memengaruhi suatu pertunjukan. Karena musik memberikan penguatan terhadap adegan- adegan dan suasana yang ingin diperlihatkan kepada penonton. Seperti ketika adegan berjalan bersama pasukan lalu diiringi dengan musik kerajaan . Ketika suasana hati Macbeth sedang cemas dan gelisah, lalu diiringi musik yang sesuai. Saat peri menyanyikan lagu, juga adegan ketika berperang diiringi pula dengan bunyi suara pedang dan seterusnya. Benturan dengan benda property dapat memberikan kesan tersendiri. Ketika para pemain naik sebuah tangga lalu suara musik hentakan kaki terdengar dapat menberikan kesan yang menegangkan bagi saya. Kemudian Dialog yang dilakukan oleh para pemain juga baik. Namun terkadang ada beberapa bagian dialog yang kurang jelas terdengar. Keseluruhan penampilan para pemain dapat menghibur.