Mengenai Saya

Foto saya
Saya orang yang teguh dengan pendirian, tidak mudah putus asa, dan cinta keindahan.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Latar Belakang model “Role Speaking”


Komunikasi yang baik dapat tercipta dengan penggunaan bahasa yang benar dan tepat. Terutama seorang komunikator yang berperan sebagai penyampai pesan, tentunya harus memiliki kemampuan dalam berbicara. Kemampuan berbicara tersebut tidak terlalu mudah untuk dikuasai. Oleh karena itu, perlu latihan-latihan khusus untuk melatih keterampilan dalam berbicara agar dapat berkomunkasi dengan baik. Para  guru bahasa Indonesia mengajarkan empat keterampilan berbahasa di sekolah. Berbicara merupakan salah satu dari keterampilan tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada keterampilan dalam menggunakan bahasa, tidak hanya sekadar teori-teori. Untuk melatih siswa agar mahir dalam berbicara diperlukan kemampuan dalam hal tersebut. Guru harus benar-benar memerhatikan perkambangan kemampuan berbicara setiap siswa. Maka berkenaan dengan hal tersebut seorang guru harus kreatif dalam mengkombinasikan model pembelajaran yang ada. Model yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah model pembelajaran. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, siswa dituntut untuk menguasai 4 keterampilan, baik itu keterampilan berbahasa maupun bersastra. Guru harus bisa memilih pendekatan yang sesuai pada setiap proses pembelajaran. Hal itu diharapkan agar hasil pembelajaran siswa bisa maksimal. Menurut Suyatno (2004:26), integratif berarti menyatukan beberapa aspek dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi kemudian diintegrasikan. Misalnya, pembelajaran berbicara diintegrasikan dengan pembelajaran menyimak dan menulis, sedangkan antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.  Kami memilih pendekatan integratif karena menurut kami dengan pendekatan ini bukan hanya satu keterampilan saja yang didapatkan oleh siswa. Tetapi, ada keterampilan lainnya yang didapatkan oleh siswa.  
Aktivitas berbicara kelompok ilmiah salah satunya dengan  melaksanakan wawancara ilmiah. Adapun aktivitas berbicara kelompok nonilmiah dapat dilaksanakan dengan cara dialog santai dan wawancara santai. Aktifvitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan tiga macam teknik. Kami memilih salah satu dari ketiga teknik yaitu teknik semiterpimpin. Hal berikutnya yaitu model pembelajaran yang tepat digunakan dalam pengajaran keterampilan berbicara. Terkait dengan pedekatan yang kami pilih. Bagaimana caranya agar ketiga keterampilan berbahasa tersebut dapat diajarkan dalam proses pembelajaran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami memilih model pembelajaran “ kooperatif ”. Menurut Slavin model pembelajaran kooperatif  adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Alasan kami memilih model pembelajaran kooperatif yaitu karena dalam pembelajaran kooperatarif siswa dilatih untuk bekerjasama, siswa dapat belajar aktif, adanya sosialisasi antar siswa  yang satu dengan yang lainnya, melatih tanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing, melatih siswa untuk berfikir kreatif (kognitif), dan adanya respon siswa yang baik dengan mengarjakan tugas tersebut. Selain itu di dalam model pembelajaran kooperatif sudah terdapat beberapa metode. Seperti halnya dalam model artikulasi adanya metode ceramah, resitasi, dan tugas. Kemudian dalam model role playing adanya metode demonstrasi yaitu saat siswa diminta oleh guru untuk bermain peran, serta adanya metode resitasi.

Gabungan dari kedua model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran role playing dengan model pembelajaran artikulasi kami beri nama model pembelajaran role’s speaking. Role’s Speaking adalah model pembelajaran yang dirancang untuk melatih kemampuan berbicara siswa. Model pembelajaran role’s speaking akan dapat berjalan dengan baik, apabila adanya kerjasama yang baik pula antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya.
Model Role Playing
Langkah-langkah :
  1. guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
  2. menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM;
  3. guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang;
  4. memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
  5. memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan;
  6. masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan;
  7. setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok;
  8. masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
  9. guru memberikan kesimpulan secara umum;
  10. evaluasi.
  11. Penutup

Model Artikulasi
Langkah-langkah :
  1. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
  2. guru menyajikan materi sebagaimana biasa ;
  3. untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang;
  4. menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya;
  5. menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya;
  6. guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa;
  7. kesimpulan/penutup.
Model Role’s Speaking
Langkah-langkah :
1.      guru menjelaskan tujuan pembelajaran;
2.      guru menyampaikan materi seperti biasa dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;
3.      guru membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang;
4.      siswa menjelaskan kembali materi yang sudah dijelaskan dan mengambil bendera untuk mendapakan topik wawancara.
5.      siswa berdiskusi sesuai dengan topik yang telah ditentukan;
6.      masing-masing kelompok  mempraktekkan wawancara hasil diskusi;
7.      masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati proses wawancara yang sedang ditampilkan;
8.      setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mengenai penampilan masing-masing kelompok;
9.      guru memberikan kesimpulan secara umum.
10.  Penutup


Sumber :
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional, model-model pembelajaran efektif
Subana, Sunarti. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.



1 komentar: