Mengenai Saya

Foto saya
Saya orang yang teguh dengan pendirian, tidak mudah putus asa, dan cinta keindahan.

Rabu, 28 Desember 2011

EVALUASI PROGRAM


1.      Hakikat Evaluasi Program
Evaluasi program yaitu “evaluasi” (evaluation), “pengukuran” (measurement), dan “penilaian” (assessment). Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap kedalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyessuaian lafal Indonesia menjadi evaluasi. Istilah “penilaian” merupakan kata benda dari “nilai”. Pengertian “pengukuran” mengacu pada kegiatan membandingkan sesuatu hal dengan satuan ukuran tertentu, sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.Pengertian program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.
 Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program, yaitu mengukur seberapa jauh sebuah kebijakan dapat terimplementasikan.  Menurut Ralph Tyler (1950) “evaluasi program ialah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan”. (dalam Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Adbul Jabar, M. Pd, 2008 : 5). Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2009, 290). Evaluasi program adalah kegiatan menguji suatu hasil produksi, padahal kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan uji hasil (product testing). (Prof. Djudju Sudjana, M. Ed., Ph.D.)

2.      Alasan Guru Melakukan Evaluasi Program
Menurut Fernandes (1984), pemikiran secara serius tentang evaluasi program dimulai sekitar tahun delapanpuluhan. Sejak tahun 1979-an telah terjadi perkembangan sehubungan dengan konsep-konsep yang berkenaan dengan evalusi program. (dalam Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Mp.Pd, 2008 : 5). Alasan guru melakukan evaluasi program pembelajaran adalah untuk mengetahui seberapa jauh dan bagian mana dari tujuan yang sudah tercapai serta apa penyebabnya.  Tanpa adanya evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui.  Setiap kegiatan yang merupakan realisasi dari suatu kebijakan harus dirancang dengan cermat dan teliti, agar tujuan yang sudah ditetapkan dalam kebijakan dapat tercapai dengan sebaik- baiknya. Realisasi kebijakan merupakan sebuah program. Sehingga guru sebagai evaluator dapat mencermati letak kekuatan dan kelemahan program secara lebih baik.

3.      Objek Evaluasi Program
Siswa atau mahasiswa sudah merupakan objek populer bagi evaluasi pendidikan. Sasaran evaluasi program yaitu komponen atau bagian program. Sasaran evaluator diarahkan pada komponen agar pengamatannya dapat lebih cermat dan data yang dikumpulkan lebih lengkap. Komponen program adalah bagian- bagian atau unsur- unsur yang membangun sebuah program yang saling terkait dan merupakan faktor- faktor penentu keberhasilan program. Program pembelajaran sangat tergantung dari beberapa faktor penting, yaitu, siswa, guru,.materi atau kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan dan lingkungan. Apabila salah satu dari komponen tersebut kinerjanya kurang baik, pasti keberhasilan program pembelajaran tidak akan maksimal.

4.      Cara Melaksanakan Evaluasi Program
Prosedur evaluasi pembelajaran/program pembelajaran terdiri dari lima tahapan, yakni :
a.        Penyusunan Rancangan
Secara garis besar desain evaluasi pembelajaran berisi hal-hal yang sama dengan yang tertera dalam desain penelitian, yakni meliputi latar belakang, problematika, tujuan evaluasi, populasi dan sampel, instrument dan sumber data, serta teknik analisis data (Arikunto, 1988 : 44).
b.        Penyusunan Instrumen
Setelah seorang evaluator menyusun rancangan evalusi pembelajarannya yakni peta kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan evaluasi pembelajaran, maka tahapan berikutnya adalah penyusunan instrument evaluasi pembelajaran.
Menurut Arikunto (1988 : 48-49) langkah-langkah penyusunan instrument adalah :
1.      Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrument yang akan disusun.
2.      Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variable dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variable yang bersangkutan.
3.      Membuat butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi.
4.      Menyunting instrument evaluasi pembelajaran yang meliputi, mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk pengisian dan identitas serta yang lain, dan membuat pengantar pengisian instrumen.
c.              Pengumpulan Data
Setelah instrument evaluasi pembelajaran siap pakai, maka langkah berikutnya adalah datang kepada sumber data untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan. Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai tekhnik pengumpulan data diantaranya adalah kuesioner, wawancara, pengamatan, dan studi kasus.
d.             Analisis Data
Data atau informasi yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis. Sebagaimana halnya dalam evaluasi hasil belajar, data dapat diolah secara individual ataupun secara kelompok. Apabila data diolah dan dianalisis secara individual, maka hasilnya menunjuk kepada seseorang atau suatu keadaan. Sedangkan pengolahan dan penganalisisan secara kelompok, hasilnya menunjuk kepada suatu bagian data atau keseluruhan.
Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, analisis data yang paling banyak dilaksanakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang ditunjang oleh data-data kuantitatif.
e.              Penyusunan Laporan
Setelah melakukan analisis data, seorang evaluator masih terus menyusun laporan tentang evalusi pembelajaran yang telah mereka laksanakan. Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-pokok berikut :
1.       Tujuan evaluasi, yakni tujuan seperti yang disebutkan didalam rancangan evaluasi pembelajaran yang didahului dengan latar belakang dan alasan dilaksanakannya.
2.       Problematika, berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah dicari jawabannya melalui pengetahuan evaluasi pembelajaran.
3.       Lingkup dan metodologi evaluasi pembelajaran yang dicantumkan disini adalah unsure-unsur yang dinilai dan hubungan antar variable, metode pengumpulan data, instrument pengumpulan data, teknik analisis data.
4.       Pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
5.       Hasil evaluasi pembelajaran, yakni berisi tujuan pengajaran, tolak ukur, data yang diperoleh, dan dilengkapi dngan sejumlah informasi yang mendorong penemuan evaluasi pembelajaran sehingga dengan mudah pembuat keputusan dapat memahami tingkat keberhasilan pembelajaran. (Dimodifikasi dari Arikunto, 1988 : 117-118).


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin AJ. 2008. Evaluasi Program   Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta.



NAMA           : Siti Nur Latipah


1.      Pengertian Artikel
a.      Teori
1.)    Menurut Djuroto (2004 : 70) artikel adalah opini masyarakat yang dituangkan dalam tulisan tentang berbagai soal, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi bahkan olahraga. 
2.)    Menurut Syamsul (2003 : 79) artikel adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), pemikiran, serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini) seperti halnya tajuk rencana, dan surat pembaca.
3.)    Menurut Sumadiria (2006 : 11) artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi, dan meyakinkan (persuasif dan argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).

b.      Analisis
            Pengertian artikel menurut Djuroto maksudnya adalah pendapat masyarakat dalam bentuk tulisan seputar persoalan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi bahkan olahraga. Misalnya pendapat masyarakat mengenai manfaat olahraga yang teratur yang di tulis di media massa. Pengertian artikel menurut Syamsul disejajarkan dengan tajuk rencana dan surat pembaca, dalam arti artikel lebih dominan berada dalam surat kabar (koran). Pengertian artikel menurut Sumadiria disatukan dengan tujuan artikel. Artikel dalam pandangan Sumadiria sifatnya aktual dan kontroversial maksudnya topiknya harus yang terbaru serta masalah yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat.
            Definisi artikel yang dikemukakan oleh para ahli di atas, ketiganya mempunyai pikiran yang sejalan yaitu sama- sama mengarah pada opini (pendapat). Namun yang membedakannya yaitu Djuroto hanya menekankan pada opini masyarakat tentang berbagai persoalan. Kemudian Syamsul lebih menekankan pada karya jurnalistik. Sedangkan Sumadiria menyebutkaan artikel adalah tulisan lepas berupa opini seseorang yang mengupas tuntas mengenai suatu masalah.

c.       Sintesis
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, jelas bahwa artikel adalah sebuah tulisan yang menarik berupa fakta yang berisi opini mengenai sauatu masalah dan di muat dalam media cetak atau media elektronik.

2.      Tujuan Artikel
a.      Teori
Menurut Sumadiria (2006 : 11) artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi, dan meyakinkan (persuasif dan argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).

Tujuan penulisan artikel :
1. Tujuan Penugasan
Misalnya seorang siswa
sekolah yang diberi tujuan untuk menulis sebuah artikel.
2. Tujuan
Informasi
Artikel yang tujuannya semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sebuah hal.
3. Tujuan Persuasi (membujuk)
Artikel yang mengulas sesuatu hal yang didalamnya terkandung muatan pembujukan kepada pembaca untuk melakukan suatu hal atau membeli suatu barang. Misalnya artikel tentang diabetes yang terselip materi promosi akan suatu produk bebas gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Secara tidak langsung, ini menjadi sanggahan akan ciri obyektif sebuah artikel yang telah disebutkan diatas.
4. Tujuan Entertainment
Artikel yang tujuannya untuk menghibur pembaca.
5. Tujuan Eksistensi
Artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri penulis kepada pembaca.
6. Tujuan Kreatif
Artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.
7. Tujuan Pemecahan masalah
Yakni artikel yang ditulis dengan tujuan membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi. (Diakses, Minggu, 25 Desember 2011).
b.      Analisis
Tujuan artikel yang disebutkan oleh Sumadiria terdapat beberapa point yang sama dengan tujuan yang dikemukakan dalam http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/definisi-artikel.html. Tujuan tersebut yaitu memberikan informasi, membujuk pembaca atau memengaruhi dan meyakinkan pembaca, serta menghibur pembaca atau tujuan entertainment. Perbedaannya yaitu adanya tujuan untuk jenjang pendidikan seperti tujuan penugasan dan  tujuan untuk menyelesaikan masalah. Jadi tujuan artikel yang diambil dari http://kangmoes tersebut lebih luas.

c.       Sintesis
Berdasarkan kedua pendapat di atas mengenai tujuan artikel, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan artikel yaitu untuk memberikan informasi, menghibur, membujuk atau memengaruhi dan meyakinkan pembaca, untuk menyelesaikan masalah serta dalam ruang lingkup jenjang pendidikan yaitu untuk penugasan.

3.      Ciri- ciri Artikel
a.       Teori
1.) Bersifat Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data. Tema atau masalah yang dibahas benar- benar ada atau terjadi bukan khayalan.
2.) Berisi gagasan dan fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta, peristiwa,  atau masalah.
3.) Meyakinkan. Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisannya guna meyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan atau disikapi.
4.) Mendidik. Artikel umumnya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
5.) Memecahkan masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai alternatif pemecahannya atau jalan keluar.
6.) Menghibur. Sebuah artikel bisa pula menghibur pembacanya dengan mengangkat tema yang ringan dan lucu. (Syamsul, 2003 : 80).
Beberapa orang kemudian mencoba untuk merinci ciri-ciri sebuah artikel, yakni;
1. Lugas
2. Logis
3. Tuntas
4. Obyektif
5. Cermat
6. Jelas dan padat
b.      Analisis
Menurut Syamsul ciri- ciri artikel yaitu faktual, berisi gagasan dan fakta, mendidik, meyakinkan, memecahkan masalah, dan menghibur. Sedangkan dalam http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/definisi-artikel.html yaitu lugas, logis, tuntas, obyektif, cermat, jelas dan padat. Ciri-ciri artikel menurut Syamsul hampir sama dengan tujuan artikel yaitu untuk meyakinkan, memecahkan masalah, dan menghibur. Sedangkan dalamn http://kangmoes artikel itu harus lugas maksudnya mengenai yang pokok- pokok atau yang perlu saja, logis (masuk akal), tuntas maksudnya selesai secara menyeluruh, obyektif (fakta), cermat (teliti), jelas, dan padat.



c.       Sintesis
Berdasarkan kedua pendapat tersebut mengenai ciri- ciri artikel, jadi ciri- ciri artikel yaitu berupa fakta, logis, jelas, dan adanya masalah atau topik. Artikel dapat dimuat di media cetak maupun media elektronik.

4.      Jenis- jenis Artikel
a.      Teori
1)      Artikel deskriptif adalah tulisan yang isinya menggambarkan secara detail ataupun garis besar tentang suatu masalah, sehingga pembaca mengetahui secara umum utuh suatu masalah yang dikemukakan.
2)      Artikel eksplanatif adalah artikel yang isinya menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah, sehingga si pembaca memahami betul masalah yang dikemukakan.
3)      Artikel prediktif berisi ramalan atau dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa yang akan datang.
4)      Artikel preskriptif isinya mengandung ajakan, imbauan atau perintah bagi pembaca agar melakukan sesuatu (Romli, 2006 : 47-48).

1)      Artikel praktis
Artikel praktis lebih banyak bersifat petunjuk praktis cara melakukan sesuatu (how to do it). Artikel praktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan keterampilan daripada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Artikel praktis biasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis. Artinya pesan disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan pekerjaan.
2)      Artikel ringan
Artikel ringan lazim ditentukan pada rubrik anak- anak, remaja, wanita, keluarga. Artikel jenis ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara penyajian yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita.
3)      Artikel halaman opini
Artikel halaman opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analisis akademis. Sifatnya relatif berat. Karena itulah artikel opini kerap ditulis oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian, atau pengalaman memadai di bidangnya masing- masing.
4)      Artikel analisis ahli
Artikel analisis ahli biasa kita temukan pada halaman muka, halaman- halaman berita, atau halaman dan rubrik- rubrik khusus tertentu. Sesuai dengan namanya artikel jenis ini ditulis oleh ahli atau pakar di bidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Artikel analisis ahli mengupas secara tajam dan mendalam suatu persoalan yang sedang menjadi sorotan dan bahan pembicaraan hangat masyarakat. Topik yang diangkat dan dibahas macam- macam, seperti ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri, iptek.  (Sumadiria, 2006 : 12-13).
            Sementara itu, Hasani (2005 : 47) membagi jenis artikel di media massa antara lain sebagai berikut : (1) bercorak cerita, (2) bercorak gambaran, (3) bercorak argumentas, (4) bercorak perenungan.
1)      Artikel bercorak cerita, artikel bercorak ini mengungkapkan sebab akibat suatu peristiwa. Naskah seperti inilah yang cocok untuk wartawan peliput berita. Cerita ini harus memiliki klimaks tertentu agar para pembaca merasa terkesan dengan materi yang telah ditulis.
2)      Artikel bercorak gambaran, artikel ini harus memberikan gambaran- gambaran tentang suatu objek tertentu, sehingga pembaca mendapatkan kesan terhadap masalah yang sedang dibicarakan. Masalah yang digambarkan harus didukungoleh sejumlah data konkret yang ditemukan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
3)      Artikel bercorak argumentasi, walaupun pada prinsipnya semua karangan ilmiah itu harus didukung oleh argumentasi dengan data- data yang kuat, karangan yang bercorak, argumentasi ini lebih dititikberatkan pada argument- argument yang benar- benar kuat dan cocok dengan topik permasalahan yang sedang dibahas sehingga tafsiran argumentasi penulis benar- benar dapat diandalkan.
4)      Artikel bercorak perenungan, artikel seperti ini mengajak para pembaca untuk merenungkan masalah yang menarik berdasarkan kenyataan yang ada. Artikel yang bercorak perenungan ini sangat cocok untuk masalah yang berhubungan dengan filsafat dan religius. Misalnya, “Apakah yang sudah kita persiapkan untuk bekal di akhirat?”

b.      Analisis
Ketiga pendapat para ahli mengenai jenis- jenis artikel, semuanya menyebutkan terdapat empat jenis artikel. Namun keempat jenis artikel tersebut dari setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda. Jenis artikel menurut Romli lebih menekankan pada sifat dan tujuan artikel. Kemudian jenis artikel menurut Sumadiria lebih pada isi artikel. Begitu pula dengan pendapat Hasani mengenai jenis artikel. Adanya beberapa kesamaan jenis artikel seperti artikel halaman opini menurut Sumadiria dengan artikel bercorak argumentasi menurut Hasani. Selanjutnya artikel deskriptif menurut Romli dengan artikel bercorak gambaran menurut Hasani hanya istilahnya saja yang berbeda. Terakhir artikel eksplanatif menurut Romli isinya sama dengan jenis artikel analisis ahli menurut Sumadiria yaitu sama- sama membahas suatu masalah. Jadi, intinya semuanya hampir sama. Dari keempat jenis artikel yang berbeda jauh yaitu artikel perenungan menurut Hasani. Jenis artikel yang bercorak perenungan tidak disebutkan oleh ahli yang lain.  

c.       Sintesis
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai jenis- jenis artikel, semuanya memiliki pendapatnya masing- masing. Namun, sebagian jenis memiliki kesamaan pengertian dan hanya istilahnya saja yang menjadi pembeda.

5.      Langkah-langkah Menulis Artikel
a.      Teori
1)      Menemukan ide;
2)      mencari bahan-bahan referensi untuk mengembangkan ide;
3)      membuat outline untuk mengorganisasikan panduan antaride dan referensi sehingga sistematis;
4)      free writing atau menulis bebas;
5)      menulis ulang naskah atau revisi tulisan;
6)      menyunting naskah (Romli, 2006 : 46-47).

1)      Memilih gagasan yang hendak disampaikan;
2)      mengetahui dan memahami pembaca;
3)      mempelajari segi- segi tekhnis publikasi
4)      membiasakan menulis dengan outline;
5)      membuka tulisan dengan paragrap yang berbobot;
6)      menyatakan ide pokok secara eksplisit;
7)      member ilustrasi yang segar dan menarik;
8)      menggunakan bahasa yang hidup dan segar;
9)      menutup tulisan dengan paragraf yang kuat;
10)   menyunting tulisan secara teliti (Semi, 2003 : 165-166).

b.      Analisis
Langkah- langkah menulis artikel menurut Semi lebih terperinci dibandingkan dengan pendapat Romli. Pada intinya keduanya menunjukkan langkah- langkah yang benar. Namun hanya saja ada beberapa langkah yang lebih rinci. Pendapat Semi dalam menulis artikel harus mengetahui pembaca terlebih dahulu yaitu pada urutan ke dua dan mempelajari tekhnis publikasi pada urutan ke tiga. Hal ini tidak terdapat dalam pendapat Romli. Pendapat Semi  memfokuskan  pula pada publikasi selain pada teks artikel yang akan dibuat.  

c.       Sintesis
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, jelas dalam menulis artikel harus adanya ide terlebih dahulu. Langkah- langkah penulisan artikel harus benar- benar diperhatikan, terutama untuk penulis yang masih belajar menulis.  Langkah- langkah menulis artikel yaitu adanya ide atau menentukan topik, mengembangkan ide, mencari sumber referensi yang mendukung, mulai menulis paragraf dengan menggunakan bahasa yang tepat, menutup tulisan, dan menyunting naskah/ tulisan.



TUGAS MENULIS II
ARTIKEL
oleh :
SITI NUR LATIPAH
2222091106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2011
DAFTAR PUSTAKA
Djurto, Totok. 2004. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung : Remaja Rosdakarya.
M. Syamsul, Asep. 2003. Jurnalistik Terapan Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung : Batic Press.
Romli, Asep Syamsul M. 2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung : Remaja  Rosdakarya.
Semi, Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang : Angkasa Raya.
Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.